Polemik Jembatan Desa Lemo : H Nadalsyah dan H Shalahuddin Saling Tanggapi Soal Kelanjutan Pembangunan


Muara Teweh - Pernyataan mengenai kelanjutan pembangunan Jembatan Lemo, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara memicu perbincangan hangat di media sosial (Medsos) Facebook (FB). 

Pernyataan mengenai kelanjutan pembangunan Jembatan Lemo tersebut disampaikan Paslon Nomor Urut 01 H Shalahuddin saat debat kandidat di gedung Balai Antang, pada Jumat (25/7/2025) malam.

Dalam sebuah unggahan di akun Facebook pribadinya, Sabtu malam (26/7/2025), Bupati Barito Utara periode sebelumnya, H. Nadalsyah (Koyem), memberikan tanggapan atas pernyataan salah satu paslon Pilkada Barito Utara nomor urut 01, H Shalahuddin, yang dinilainya menyiratkan keraguan terhadap kelanjutan proyek jembatan strategis tersebut.

Dalam unggahannya, Nadalsyah menegaskan bahwa Jembatan Lemo sudah melalui proses perencanaan matang oleh konsultan kredibel dan mendapatkan rekomendasi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). 

Ia juga menyebut bahwa jembatan ini tidak hanya penting bagi masyarakat Lemo, tetapi juga berdampak signifikan bagi konektivitas seluruh warga Barito Utara, khususnya yang bepergian ke Palangka Raya, karena dapat memangkas jarak tempuh hingga 100 kilometer.

“Jembatan tersebut sudah masuk dalam RPJPD 2025–2045, sangat mustahil jika tidak dilanjutkan pembangunannya,” tegas Nadalsyah.

Menanggapi hal tersebut, H Shalahuddin memberikan klarifikasi dalam forum publik. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menyatakan akan menghentikan pembangunan Jembatan Lemo. 

Namun, menurutnya, pembangunan infrastruktur besar seperti jembatan harus dirancang untuk tuntas dalam satu periode kepemimpinan, demi menjamin pertanggungjawaban konstruksi.

“Yang kami sampaikan adalah pentingnya perencanaan yang tuntas dalam satu masa jabatan, agar tidak terjadi tumpang tindih tanggung jawab antara kepala daerah lama dan yang baru. Ini soal akuntabilitas,” jelas Shalahuddin.

Ia juga menyoroti banyaknya proyek jembatan di Barito Utara yang belum rampung dan saat ini hanya menyisakan bagian pondasi atau pilar, termasuk Jembatan Tumpung Laung, Jembatan Gantung Gandring, dan jembatan di Lahei Barat. 

Menurutnya, seharusnya satu proyek dituntaskan terlebih dahulu agar dapat segera digunakan masyarakat.

Unggahan Nadalsyah tersebut menarik perhatian netizen. Hingga Minggu pagi, postingan tersebut mendapat 135 like dan 43 komentar. 

Salah satu komentar yang cukup banyak disorot datang dari akun Andi PC, yang menilai bahwa pembangunan harus dilihat dari perspektif jangka panjang dan saling melanjutkan antar pemimpin.

“Contohnya Jembatan Suramadu yang dimulai masa Presiden Megawati dan selesai oleh Presiden SBY, tidak ada masalah. Sepanjang untuk kebutuhan masyarakat, pembangunan itu harus saling mengisi, bukan saling menyalahkan,” tulis Andi.

Diskusi publik ini mencerminkan bahwa pembangunan Jembatan Lemo telah menjadi isu strategis yang sensitif di tengah masa kampanye Pilkada Barito Utara. 

Banyak masyarakat berharap pembangunan ini tidak menjadi korban tarik-menarik politik, melainkan dilanjutkan demi kepentingan bersama.(tim)


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال