Muara Teweh – Pemerintah Desa Pendreh, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, menjadi salah satu desa di Indonesia yang dilakukan verifikasi secara langsung atau offline Program Kampung Iklim kategori Utama oleh tim verifikasi Proklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Verifikasi dan penilaian dilakukan langsung oleh tim KLHK yang dipimpin Dr. Sugiatmo, S.Hut., M.Sc, didampingi Jonedi, S.Pd, pada Rabu (16/7/2025).
Acara pembukaan dilaksanakan di Aula Kantor Desa Pendreh dan dihadiri oleh perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara, Plt Camat Teweh Tengah, jajaran manajemen PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM) dan PT Pama Persada Nusantara (PAMA), Babinsa, Bhabinkamtibmas, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta sejumlah undangan lainnya.
Kepala Desa Pendreh, Ating J, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Desa Pendreh pertama kali terdaftar sebagai lokasi ProKlim pada 2023 dan berhasil meraih predikat ProKlim kategori Madya.
Tahun ini, Desa Pendreh kembali mendaftar melalui Sistem Registri Nasional (SRN) KLHK untuk naik ke tingkat kategori Utama.
“Kami siap dinilai dan diverifikasi. Tentu capaian ini tidak lepas dari dukungan masyarakat, seluruh RT, tokoh masyarakat, serta peran penting dunia usaha seperti PT SMM dan Pamapersada Nusantara, juga instansi pemerintah terkait,” ujar Ating.
Perwakilan Manajemen PT SMM, Eko Feri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa ProKlim adalah bentuk nyata kepedulian bersama terhadap perubahan iklim.
Menurutnya, keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
“Desa Pendreh telah menunjukkan komitmen kuat melalui praktik nyata seperti pengelolaan sampah, konservasi air, pertanian ramah iklim, dan penghijauan. Kami mendampingi sejak Desember 2024, termasuk dalam hal pendataan, penguatan kelembagaan, hingga pelaporan ke KLHK,” jelas Eko.
Eko juga mengungkapkan bahwa berdasarkan surat edaran KLHK tertanggal 13 Juni 2025, Desa Pendreh termasuk dari 16 desa yang menjalani verifikasi langsung dari 355 desa yang lolos seleksi nasional—sebuah pengakuan atas kesiapan dan kerja nyata di lapangan.
“Kami percaya, keberhasilan Desa Pendreh menghadapi krisis iklim juga menjadi indikator keberhasilan pembangunan berkelanjutan di lingkar operasi perusahaan,” tambahnya.
Selama 1 setengah hari ke depan, tim KLHK akan melakukan penilaian secara menyeluruh terhadap berbagai aspek, mulai dari dokumentasi, praktik adaptasi dan mitigasi, konsistensi kegiatan, hingga partisipasi masyarakat.
Program Pekan Kampung Iklim juga digelar sebagai ruang bersama untuk memperkuat kesadaran kolektif, membangun semangat partisipasi warga, dan menunjukkan bahwa isu iklim adalah tanggung jawab bersama.
"Dengan semangat kolaboratif yang kuat, Desa Pendreh berharap dapat meraih predikat tertinggi sebagai Desa ProKlim Utama 2025—tak hanya sebagai bentuk pengakuan formal, tetapi juga sebagai warisan nyata bagi generasi masa depan yang lebih hijau, tangguh, dan berkelanjutan," tandasnya. (***)